Senin, 30 Mei 2011

10 Dosa Sinetron

Quote:
1. Hubungan darah yang rumit

Andi bukan bapak kandung Beti. Cyntia membuang anaknya dua puluh tahun silam. Dinar dianggap sebagai anak Elisa, padahal sebetulnya anak kandungnya adalah Fitri. Gunawan menikah lagi dengan Hesti tapi anaknya tertukar dengan anak Indri… dan lain sebagainya. Hubungan darah menjadi tema yang belakangan ini menjadi-jadi. Seolah nggak ada lagi cerita lain yang bisa menghidupkan sinetron. Konflik hubungan darah menjadi formula andalan untuk menjaga kelangsungan sinetron (baca: jumlah episode yang fantastis).
Quote:
2. Kecelakaan yang klise

Kalau ada adegan kecelakaan, selalu saja melibatkan orang yang itu-itu saja. Jefri menabrak Kinanti di sebuah jalan sepi yang pas banget dua karakter itu sedang berada di sana. Lalu Kinanti pingsan telentang di depan mobil dengan luka berdarah di kening, padahal yang ketabrak perutnya.
Quote:
3. Jeritan dan tangisan tiada akhir

Tokoh antagonis selalu digambarkan doyan menjerit dan berteriak marah sementara tokoh protagonis adalah gudang airmata yang nggak ada habisnya. Cerita nggak lagi solid dan dua emosi ini menjadi andalan untuk mengikat penonton tetap setia.
Quote:
4. Tindakan kriminal yang kejam

Penculikan, kecelakaan yang direncana, pengeroyokan, meracuni minuman, hingga mencabut alat penyokong hidup di rumah sakit adalah tindakan kriminal paling lazim ditunjukkan di sinetron-sinetron.
Quote:
5. Jatuh dan tangkap

Si tokoh perempuan sering digambarkan suka tiba-tiba jatuh, kesandung, kepleset, kecebur, dan sebagainya, lalu akan ada tokoh laki-laki yang dengan sigap menangkap dan melakukan tindakan penyelamatan. Pola yang sama dengan ksatria berbaju baja dengan pedang dan kuda putih yang menyelamatkan seorang putri dari naga atau nenek sihir.
Quote:
6. Kejar-kejaran

Meski dalam kehidupan normal kita paling sering berlari mengejar bus atau jadwal kereta, sinetron suka sekali menampilkan adegan kejar-kejaran antar manusia. Ya, masih. Dan kejar-kejaran itu akan dibuat dramatis dengan berbagai rintangan di antaranya.
Quote:
7. Dialog yang lebay

Pernahkah seseorang mengatakan “aku sangat mencintaimu dengan sepenuh hati” di kehidupan nyata? Saya yakin tidak. Yang lebih wajar adalah “aku cinta banget sama kamu” atau “i love you so much.” Dan itupun bukan ucapan sehari-hari yang kasual. Tapi toh dialog semacam itu sangat sering diucapkan dalam sinetron.
Quote:
8. Mobil dan rumah mewah

Sinetron selalu menampilkan keluarga kaya ekstrim. Tinggal di rumah mirip istana, mobil mewah, punya perusahaan besar (tapi nggak pernah menceritakan perusahaan apa itu, bisnis apa yang dilakukan), dan bisa menyelesaikan segala sesuatu dengan uang: melunasi operasi besar di rumah sakit, mengeluarkan seseorang dari penjara, hingga menyewa pembunuh bayaran. Oya, nggak lupa saya ingatkan bagaimana mereka selalu berpakaian indah (plus high heels) meski sedang ada di rumah.
Quote:
9. Orang miskin yang rupawan

Selain keluarga sangat kaya, sinteron juga merasa perlu menjaga keseimbangan dengan menampilkan keluarga miskin yang sangat miskin. Tapi untunglah, meski miskin, si tokoh sangat cantik, dengan kuku yang jelas mendapat perawatan menicure dan pedicure, rambut di-blow, dan tentu saja maskara dan blush on. Okay, saya maafkan maskara dan blush on karena itu bagian dari make-up. Tapi kuku dan rambut yang indah? No!
Quote:
10. Penyakit kronis

Kanker, tumor, hingga transplantasi jantung! Berat sekali! Tapi tak ada satupun yang didukung informasi medis yang meyakinkan. Semua hanya bagian dari dramatisasi. Dan oh ya, semua tindakan medis mahal itu bukan soal besar sebab si keluarga kaya akan membereskan semua urusan finansial. Biasanya adegan penyakit kronis akan dikaitkan dengan paksaan untuk menikah, paksaan untuk tidak menikah, dan berbagai ancaman lainnya
sumber : http://truelia.wordpress.com/2011/01...dosa-sinetron/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar